Saturday, March 26, 2011

Kenapa Harus Sujud dan Menghadap Kiblat

Kenapa Harus Sujud dan Menghadap Kiblat?

"Dan salah satu ajaran yg ditinggalkan & dihina oleh umat christian itu ialah MENGHADAP KIBLAT & SUJUD.Orang bukan islam, sering kali menghina Islam dengan mengatakan Islam menyembah batu Hitam di Ka’bah.

Mereka sering memfitnah muslim menyembah kotak Hitam Ka’bah itu sendiri dengan alasan umat Islam selalu menghadap Ka’bah dalam melaksanakan Shalat 5 waktu, Shalat Sunnat. Umat Islam pun dilarang buang air kecil maupun besar dengan mengahadap Ka’bah.
Padahal, justru mereka umat Non-Islam itu sendiri lah yang mengingkari Kitabnya yang ada ditangan mereka sendiri karena perintah menghadap Kiblat ini telah diperintahkan pula pada Nabi-Nabi sebelum Rasullullah Muhammad SAW baik dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian baru.

Bahkan setiap Nabi memiliki Kiblat & tugu batu untuk melakukan Thawaf atau mengelilingi batu tersebut, hanya mereka umat non-Islam saja yang tidak pernah membaca Kitab mereka sehingga secara tidak sadar mereka malah menghina Kitab yang ada ditangan mereka sendiri.

Mengapa mereka tidak pernah membaca kitab mereka? Setidaknya ada 2 alasan:

1. Bagi umat Katolik, membaca Kitabnya merupakan hal yang tabu karena membaca Alkitab harus dibimbing oleh Pastur & dihindari membaca Alkitab secara sendiri.

2. Mereka telah merasa aman dan tidak perlu membaca alkitab secara keseluruhan karena doktrin gereja yang menjamin mereka masuk surga asal bermodal percaya & mengakui saja.


Dalam Alkitab mereka sendiri, jelas tertulis bahwa Shalat itu harus menghadap kiblat, ini ayatnya:

Mazmur 5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

Mazmur 138:2 Aku hendak sujud KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

Yehezkiel 44:4. Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah.

Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya.

Jelas disitu tertulis bahwa:

1. Beribadah itu dengan Sujud, muka ke tanah, mengapa umat Non Islam tidak pernah sujud?

2. Beribadah itu dengan menhadap ke Kiblat, mengapa umat Non Islam tidak pernah menghadap Kiblat?

3. Disamping sujud maka ada pula berlutut, duduk diantara dua sujud, mengapa umat Non Islam tidak berlutut?

4. Setidaknya dilaksanakan tiga kali sehari, mengapa umat Non Islam tidak setiap hari? Malah hanya satu kali per minggu?

5. Setelah Shalat (Pray=berdoa) lalu dilanjutkan dengan memuji Allah (berdzikir), Umat mana yang melaksanakan ke lima hal ini? Umat Islam!


Setiap umat memiliki kiblatnya masing-masing, setiap umat memiliki arah masing-masing kemana dia menghadap. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Al-Qur’an:

QS.2: 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS.2: 142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus."

Dalam Alkitab christian pun jelas tertulis bahwa nabi-nabi terdahulu pun memiliki bait Allah masing masing… banyak sekali ayatnya… lebih dari 100 ayat dan termasuk perjanjian baru pada masa Nabi Isa sekalipun…

Dan Yesus pun tidak pernah menghapus Taurat meski satu titik kecil sekalipun, artinya Hukum Taurat & kitab-kitab para Nabi terdahulu masih tetap berlaku:

Matius 5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Lukas 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Lalu mengapa mereka malah menghina Sujud menghadap Bait Allah? Mengapa mereka menghina Shalat & mengatakan nunggang nungging?

Padahal Yesus pun Shalat dengan bersujud muka ke tanah dan Yesus pun berlutut serta merebahkan diri ke tanah persis bagaimana Muslim melaksanakan Shalat dengan Sujud, berlutut, merebahkan diri ke tanah:

Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Markus 14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.

Dari dua ayat diatas maka dapat disimpulkan:

1. Yesus sujud kepada Allah, sebagaimana orang Islam sujud. Tidak ada tatacara ibadah dengan sujud muka ke tanah kecuali umat Islam. Kenapa umat non Islam menghina Sujud dengan mengatakan nungging?

Padahal Yesus pun sujud! Bibir mereka memuji Yesus, tapi hatinya jauh dari Yesus:

Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

2. Yesus menyembah pada Allah, berdoa kepada Allah. Setiap yang berdoa pada Allah berarti bukan Allah & bukan Tuhan, sebagaimana saudara berdoa pada Allah, berarti saudara bukan Allah. Hanya umat Islam-lah yang murni berdoa HANYA pada Allah langsung tanpa melalui perantara Yesus, tanpa perantara Malaikat, tanpa perantara Bunda Maria, tanpa perantara Rasul atau Santo.

Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau berbakti!"

3. Yesus maju sedikit dari ke dua muridnya sebelum sujud, artinya Yesus menjadi Imam shalat bagi ke tiga muridnya. Hal semacam ini pun hanya dilaksanakan oleh umat Islam, dimana imam maju sedikit, 1 shaft didepan para makmum lainnya. Adakah umat agama lain yang melaksanakan hal demikian?

4. Yesus tidak meminta sesuai kehendak dirinya, tapi sesuai kehendak Allah, artinya Yesus berserah diri pada Allah, berserah diri pada Allah ini artinya Muslim. Banyak sekali ayat dalam alkitab dimana Yesus berserah diri kepada Allah. Kata “Muslim” dalam bahasa arab pun berarti berserah diri pada Allah.

Dalam alkitab christian pun jelas menulis bahwa:

Nabi Ibrahim bersujud:
Kejadian 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya.....

Nabi Lot bersujud:
Kejadian 19:1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,

Nabi Ezra bersujud:
Ezra 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.

Nabi Yosua bersujud:
Yosua 5:14 Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ”Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?

Nabi Daud bersujud:
Mazmur 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita

Nabi Musa bersujud
Keluaran 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah

Nabi Harun bersujud
Bilangan 20:6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

Nabi Ibrahim bersujud, Nabi Daniel bersujud, Nabi Musa bersujud, Nabi Harun bersujud, Nabi Daud bersujud, Nabi Sulaiman bersujud, Nabi Yosua bersujud, Nabi Yehezkiel & para Nabi lain pun bersujud, bahkan Yesus pun bersujud!!!

Lalu mengapa orang christian menghina muslim bersujud dengan hinaan nunggang nungging? Mengapa mereka sendiri tidak pernah sujud? Apa mereka tidak ingin mengikuti jalan para Nabi terdahulu & Nabi Isa sendiri dengan bersujud muka ke tanah? Mengapa mereka menginkari sujud yang dicontohkan para Nabi terdahulu?

Terlebih lagi, Nabi-nabi terdahulu selalu mendirikan tugu yang kemudian akan didekatnya akan didirikan Rumah Allah / Bait Allah / Betel / Baitullah.

Kejadian 31:13 Akulah Allah yang di BETEL itu, di mana engkau mengurapi TUGU, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."

Kejadian 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil BATU yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu MENJADI TUGU dan menuang minyak ke atasnya.

Kejadian 28:22 Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

Kejadian 31:45 Kemudian Yakub mengambil SEBUAH BATU DAN DIDIRIKANNYA MENJADI TUGU.

Kejadian 31:51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah TIMBUNAN BATU, DAN INILAH TUGU yang kudirikan antara aku dan engkau--

Kejadian 31:52 TIMBUNAN BATU DAN TUGU inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.

Kejadian 35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni TUGU BATU; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.

Matius 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Jadi, mengapa mereka menghina ibadah Haji & Thawaf Keliling Ka’bah jika itu semua jelas terdapat dalam kitab mereka sendiri & juga dilakukan serta dicontohkan oleh para nabi terdahulu?

Didalam Islam, menghadap Ka’bah bukanlah merupakan suatu kebaikan, sebagaimana tertulis:

QS.2: 177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Qs.3 Ali Imran:85 Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka SEKALI-KALI TIDAK AKAN DITERIMA daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi

Qs.3 Ali Imran:19 Sesungguhnya agama disisi Allah HANYALAH Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya

VIDEO LUCAH DAN DOSA POLITIK

VIDEO LUCAH DAN DOSA POLITIK
Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin

Dalam budaya manusia tiada nilai agama dan tamadun berakhlak, isu keaiban peribadi dijadikan mainan golongan yang selekeh. Maka muncullah kisah seks dan skandal peribadi tokoh politik itu dan ini sebagai senjata beracun membunuh musuh politik masing-masing.

Dalam Islam, perbuatan mendedahkan keaiban peribadi sebagai senjata politik adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah dan rasulNya. Ia haram. Hanya mereka yang jahil nas-nas agama sahaja yang menyangka itu adalah suruhan syarak. Malangnya praktik ini telah diamalkan oleh ramai tokoh dan penceramah politik sejak dahulu lagi di negara kita ini.

Samada PAS, UMNO dan PKR; ramai individu dalam parti-parti itu telah terbabit dalam perkara yang diharamkan oleh syarak ini. Tuduhan seks, arak, kaki judi dan seumpamanya sudah menjadi ringan di lidah mereka. Bahkan kadang-kala mereka menghina rupa ciptaan Allah yang ada musuh-musuh politik mereka seperti mengatakan si botak, gagap, hidung besar, mamak dan lain-lain. Mereka melanggar pantang larang agama dalam berpolitik.

Wabak inilah sedang memakan diri mereka sendiri. Mereka yang tiada etika dan akhlak telah dan akan terus terbabit dalam hal ini. Sedangkan Nabi s.a.w

“Sesiapa yang menutup (keburukan) seorang muslim, Allah tutup (keburukannya) di dunia dan akhirat” (Riwayat Muslim).

video.jpg

- Gambar Hiasan

Aib Peribadi

Islam melarang didedahkan aib peribadi yang tidak membabitkan kezaliman terhadap orang lain. Aib peribadi seperti zina, minum arak, berjudi dan seumpamanya hendaklah ditutup semampu mungkin. Jika hendak didakwa, hendaklah di mahkamah dan bukan untuk tontonan orang ramai. Pun begitu, Islam mengetatkan syarat saksi dan proses penyaksian.

[ADS] Ingin memasuki tajuk muka depan akhbar? Inilah peluang anda!

Bagi kes zina, jika gagal dipenuhi syarat, penuduh boleh dijatuhkan hukuman qazaf. Tujuannya, untuk mengelakkan perangai suka menuduh dan mendedahkan aib peribadi orang lain. Sebab itu penzina dihukum 100 sebatan dan yang menuduh tanpa empat orang saksi 80 sebatan. Angka yang hampir bagi menunjukkan kesalahan menuduh tanpa empat orang saksi –sekalipun mungkin benar- adalah berat di sisi agama.

Firman Allah(maksudnya):

“Dan orang-orang yang melemparkan tuduhan (zina) kepada perempuan yang terpelihara kehormatannya, kemudian mereka tidak membawakan empat orang saksi, maka sebatlah mereka lapan puluh kali sebat; dan janganlah kamu menerima persaksian mereka itu selama-lamanya; kerana mereka adalah orang-orang yang fasik. (Surah al-Nur: ayat 4).

Nabi s.a.w sendiri mengelakkan agar aib itu didedahkan, bahkan disuruh bertaubat secara sendirian; dengan solat dan istighfar. Dalam riwayat Muslim, seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan berkata:

“Wahai Rasulullah, aku mengubati seorang wanita di hujung bandar. Aku telah melakukan kepadanya (seks), cuma aku tidak menyetubuhinya. Inilah aku, maka hukumlah aku apa yang engkau mahu. Lalu ‘Umar (Ibn Khattab) berkata kepadanya: “Allah telah tutupi keaibanmu jika engkau menutupi dirimu”. Nabi s.a.w tidak berkata apa-apa. Lalu lelaki itu bangun dan pergi. Nabi s.a.w menyuruh seorang lelaki memanggilnya dan membaca kepadanya firman Allah (maksudnya) “Dan dirikanlah sembahyang pada dua bahagian siang (pagi dan petang), dan pada waktu-waktu yang berhampiran dengannya dari malam. Sesungguhnya kebaikan itu menghapuskan kejahatan. Perintah-perintah Allah Yang demikian adalah menjadi peringatan bagi orang-orang Yang mahu beringat” (Surah Hud ayat 114). Maka ada seorang bertanya: “Wahai Nabi Allah, ini khas untuknya sahajakah? Jawab Nabi s.a.w: “Bahkan untuk manusia keseluruhannya”.

Bukan Bukti Asas

Rakaman video bagi kes maksiat peribadi tidak boleh dijadikan asas bukti. Bagi kes zina hendaklah dengan empat orang saksi. Tiada keperluan untuk pencarian bukti sampingan. Itu soal dosa insan dengan Allah bukan dengan orang lain. Jika ia terlepas, mahkamah Allah di mahsyar tetap ada, atau mungkin dia bertaubat. Tiada pihak yang rugi atau untung melainkan dirinya sendiri.

Kata Dr Yusuf al-Qaradawi mengenai usaha mencegah kemungkaran:

“Kemungkaran itu mesti nyata dan dilihat. Adapun jika pelakunya melakukannya secara sembunyian dari pandangan manusia dan menutup pintu rumahnya, maka tidak seorang pun boleh mengintipnya atau merakamnya secara diam-diam dengan menggunakan alat elektronik atau kamera video atau menyerbu rumahnya untuk memastikan kemunkarannya. Inilah yang ditunjukkan pada lafaz hadis “barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya….”

Dikaitkan kewajipan mengubah itu dengan melihat atau menyaksikan kemunkaran. Tidak dikaitkan dengan mendengar tentang kemunkaran dari orang lain. Ini kerana Islam tidak menjatuhkan hukuman kepada orang yang mengerjakan kemungkaran secara bersembunyi dan tidak menampakkannya. Diserahkan hanya kepada Allah untuk menghisabnya pada hari kiamat. Hisab ini bukan menjadi wewenang seseorang di dunia. Sehinggalah dia melakukannya secara terang-terangan dan menyingkap keaibannya.

Bahkan hukuman ilahi itu lebih ringan bagi orang menutupi kemungkarannya dengan menggunakan tabir Allah dan tidak menampakkan kederhakaannya sebagaimana yang disebutkan dalam hadith sahih: (bermaksud):”Setiap umatku diberikan keampunan kecuali orang-orang yang menampakkan (dosanya)” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Justeru, tiada seorang pun mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman terhadap kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan secara sembunyian. (Al-Qaradawi, Min Fiqh al-Daulah fi al-Islam, m.s. 124, Kaherah: Dar al-Syuruq).

Berbeza Dengan Kes Kezaliman

Ia berbeza dengan kes jenayah terhadap lain seperti bunuh, curi, rompak, rogol, diliwat secara paksa, rasuah dan seumpamanya. Kes-kes ini perlu dibongkar dan diambil tindakan demi keadilan terhadap mangsa. Rakaman dalam kes-kes ini perlu diusahakan. Islam mengizinkan, bahkan menyuruh didedahkan bahaya atau kezaliman yang dilakukan yang boleh memudaratkan orang ramai dan rakyat.

Jika ada perasuah, atau perompak, atau perogol maka hendaklah diberi amaran kepada orang yang mungkin menjadi mangsa. Itupun hendaklah atas asas bukti yang kukuh, bukan sekadar andaian. Demikian juga boleh mendedahkan kepada pihak yang berkaitan seperti hakim, pengundi dan orang awam tentang kezaliman yang boleh menimpa diri atau orang lain.

Firman Allah: (maksudnya)

“Allah tidak suka kepada perkataan-perkataan buruk yang dikatakan dengan berterus-terang (untuk mendedahkan kejahatan orang); kecuali oleh orang yang dizalimi, dan (ingatlah) Allah sentiasa Mendengar, lagi Maha mengetahui.Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan, atau menyembunyikannya, atau kamu memaafkan kesalahan (yang dilakukan terhadap kamu), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pemaaf lagi Maha Berkuasa”. (Surah al-Nisa: ayat 148-149).

Tidak Perlu Suruhanjaya

Tiada keperluan menubuhkan suruhanjaya khas bagi kes-kes maksiat peribadi. Ini hanya akan membazirkan harta rakyat. Al-Imam al-Ghazali (meninggal 505H) dalam kitabnya Ihya ‘Ulum al-Din telah menyebut mengenai rukun-rukun perlaksanaan Hisbah. Hisbah bermaksud perlaksanaan al-Amr bi al-Ma’ruf (menyuruh kepada makruf) apabila ia nyata ditinggalkan, dan al-Nahy ‘An al-Munkar (pencegahan kemunkaran) apabila ia nyata dilakukan.

Rukun ketiga yang disebut oleh al-Imam al-Ghazali ialah:

“Hendaklah kemungkaran tersebut zahir (jelas) kepada ahli hisbah tanpa perlu melakukan intipan. Sesiapa yang menutup sesuatu kemaksiatan di dalam rumahnya, dan mengunci pintunya maka tidak harus untuk kita mengintipnya. Allah Ta’ala telah melarang hal ini. Kisah ‘Umar dan ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf mengenai perkara ini sangat masyhur. Kami telah menyebutnya dalam kitab Adab al-Suhbah (Adab-Adab Persahabatan).

Begitu juga apa yang diriwayatkan bahawa ‘Umar r.a. telah memanjat rumah seorang lelaki dan mendapatinya dalam keadaan yang tidak wajar. Lelaki tersebut telah membantah ‘Umar dan berkata: “Jika aku menderhakai Allah pada satu perkara, sesungguhnya engkau telah menderhakaiNya pada tiga perkara. ‘Umar bertanya: “Apa dia?”. Dia berkata: Allah ta’ala telah berfirman (maksudnya: Jangan kamu mengintip mencari kesalahan orang lain). Sesungguhnya engkau telah melakukannya. Allah berfirman: (maksudnya: Masukilah rumah melalui pintu-pintunya). Sesungguhnya engkau telah memanjat dari bumbung. Allah berfirman: (maksudnya: janganlah kamu masuk ke dalam mana-mana rumah yang bukan rumah kamu, sehingga kamu lebih dahulu meminta izin serta memberi salam kepada penduduknya). Sesungguhnya engkau tidak memberi salam. Maka ‘Umar pun meninggalkannya…

Maka ketahuilah bahawa sesiapa yang mengunci pintu rumahnya dan bersembunyi di sebalik dindingnya, maka tidak harus seseorang memasuki tanpa izin daripadanya hanya kerana ingin mengetahui perbuatan maksiat. Kecuali jika ia nyata sehingga diketahui oleh sesiapa yang berada di luar rumah tersebut..”(Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, 3/28, Beirut: Dar al-Khair 1990).

Ingatan

Muslim hendaklah mengelakkan diri dari terlibat dalam kes-kes seperti ini. Ia menjadi pengajaran kepada semua parti politik. Manusia-manusia yang rendah nilai dan maruah sanggup untuk terbabit dalam hal seperti ini sejak lama dahulu. Mereka ini ada dalam UMNO, PKR dan PAS. Sedangkan Allah berfirman (maksudnya)

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip mencari-cari kesalahan orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat antara satu sama lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani. (Surah al-Hujurat: 12).

Bangkit Generasi Baru!

Marilah kita bermufaraqah atau meninggal segala pelakon atau watak yang selekeh dan rela menghalalkan apa sahaja untuk kepentingan politik mereka. Tanpa mengira parti! Mereka mesti diusir dari pemainan bodoh ini. Kita tentang semua pelakon politik yang suka menyelak kain orang. Tak kira kerajaan atau pembangkang. Kita dijadikan ‘penonton bodoh’ yang seakan merelakan apa sahaja watak yang mereka lakunkan. Politik kita memerlukan nafas baru dan dibersihkan dari golongan yang jijik dan kotor ini! Kita perlukan politik idea, bagaimana dan cara membangunkan umat dan rakyat agar hidup berdisiplin, bermaruah dan bertamadun. Bukan cerita-cerita bodoh seperti ini!